30.1.12

hehe

Post sblmnya gue delete ya.
Soalnya kayanya gak sopan kaya gitu sama orang tua hehe.

:--)

9.1.12

:-)


               Rintik-rintik hujan menutupi kicauan beberapa orang yang sedari tadi menggangu lamunanku. Tak dirasa, lama-kelamaan rintik itu berubah menjadi rintih. Rintihan hati yang belum lama ini runtuh. Suara rintihan itu semakin keras, seakan awan menangis untukku. Petir yang menyambar dengan keras menggambarkan kemarahanku. Kemarahan yang tak akan pernah selesai.
                Mungkin aku butuh 100 tahun untuk memperkenalkan diriku yang sebenarnya. Untuk menyadarkannya bahwa aku, inilah aku. Aku bukan dia. Seberapa besar usahaku pun, tidak akan bisa menyamainya. Bahkan, aku merasa usaha ini sia-sia, tidak ada harganya didepanmu. Tidak ada yang peduli juga. Diriku akan selalu di cap sebagai si tomboy, ceroboh, yang “sok feminin”.
                Ibuku sudah cukup membantu, untuk meyakini bahwa ini harus dilalui.  Awalnya mudah saja bagiku, karena aku juga tidak terlalu memperdulikannya, tetapi lama kelamaan aku sadar. Seberapa tidak peduli diriku padanya, aku bagian dirinya, hidupnya. Darahnya berada dalam darahku, suatu hal mutlak yang tak dapat dipisahkan.
                Hampir setiap kali aku pikirkan, perasaan itu. Perasaan yang seharusnya kupendam dan kukubur dalam-dalam di hatiku. Yang seharusnya tidak menjadi gejolak yang mengganggu hidupku, dan mulai mencoba merusak setiap langkah yang ku buat. Memang, seharusnya aku memikirkan hal lain.
Meskipun kekesalanku akan selalu ada, aku bukan orang yang suka pertengkaran. Bahkan, aku membencinya. Hanya satu kali kesempatan aku bertengkar, ketika aku masih tk. Dan itu berujung pada penyesalan yang tak berakhir, karena ku tak sempat mengucap kata maaf dan justru bersyukur ia tidak dimasukkan ke tk yang sama padaku
Maka itu, setiap orang yang sedang aku kesali, atau kesal padaku akan aku usahakan untuk tetap baik dengan mereka. Meskipun responnya tak baik, aku tidak peduli. Setidaknya aku membalas mereka dengan kebaikan. Semoga saja, hati mereka terbuka untuk tidak kesal padaku. Meskipun, kemungkinan itu kecil.
Seharian ini aku tak habis berpikir. Aku memang salah, terlalu teledor, terlalu tidak pedulian. Aku akan mencoba untuk merubahnya. Tetapi, itu semua butuh waktu. Perilaku diriku pun, kadang seperti laki-laki yang sangat tidak pedulian terhadap barangnya, tetapi kadang pula bagaikan perempuan yang paling anggun, yang sangat peka terhadap sekitar. Ataukah ini hanya jelmaan diriku?
Aku terus bertanya. Haruskah aku menjadikan diriku sebagai orang lain? Haruskah itu terjadi? Hanya untuk membanggakan dirimu? Semoga saja, diriku yang baru ini dapat mengelupas titik hitam di hatimu, mencucinya kembali agar bersih, dan dapat melihat diriku seutuhnya.

4.1.12

Moving/Not?

HELLO. 
Post ini sebenernya gamau bikin lo galau, tapi mungkin aja ada yang galau. Walaupun sampai sekarang gue juga masih bingung apa definisi sebenernya dari galau. Oke lupakan.


Moving itu berpindah. Berpindah dari satu tempat, ke tempat lain. 
Tapi yang akan gue jelasin itu moving on dari seseorang yang udah lo sempet sayang banget, ke suatu yang lain. Gak harus orang kok. Bisa aja ke hobby yang lo suka, atau kegiatan yang bikin lo sibuk. Jadi, lo bisa aja lupain "dia".


Sebenernya, moving on buat kebanyakan cewek itu susah. Sekarang gue mulai ngerti kenapa susah. Pertama, lo mau move on tapi hati lo masih blm rela gitu. Masih ada sisa-sisa memori yang bukan gak bisa lo lupain, tapi lo blm rela lupain. Kalau memori itu terus muncul, coba inget hal lain aja. Mungkin bisa ngebantu, walau gak banyak.
Kedua, lo mau move on tapi seakan alam tidak mendukung lo. Justru itu ujiannya. Kalau lo bener-bener pengen lupain itu orang, segala ujian "alam" gak akan bikin lo bersimpuh lemas. Lo gak cerita soal beberapa kejadian yang menimpa lo, yang bikin lo mikir bahwa lo emang ditakdirkan sama "dia" cuma gara2 sebuah kebetulan yang belum tentu kebenarannya
Ketiga, lo mau move on tapi temen-temen lo masih suka ngatain (jangan tersinggung), goda2in gitu. Tapi kalau lo punya niat yang kuat untuk ngelupain, godaan itu gak akan bikin lo inget lagi kok. Malah jadi kenang2an kalau lo pernah sayang sama itu orang. Jadiin seru aja lah, senyum, ketawa, jangan dibawa stress.


Oh iya, emang gak gampang lupain. Pelan-pelan, sedikit-sedikit aja. Sedikit-sedikit lo menuai sesuatu, lama-lama menjadi gunung. Serta yakin, dan sabar kalau lo bisa!


Ya segitu aja yang mau gue curahkan. Thanks for reading! 


Ratu Shafira Hanifah Mangkuprawira